Thursday, May 12, 2005

Populasi konsumen dunia 2024 makin menua

Ada topik dalam McKinsey Quarterly Newsletter 2005 yang bagi saya cukup menarik. Topik tersebut mengenai prediksi ekonomi dunia 20 tahun ke depan. Disebutkan bahwa pada saat itu, populasi dunia menua (bumi dipenuhi orang-orang berusia tua). Ini mirip kondisi yang diprediksikan oleh Rob Kiyosaki dalam buku-buku Cashflow Quadrant-nya. Kondisi lain yang muncul adalah bahwa standard hidup di negara maju yang selalu naik sejak jaman revolusi industri, bisa jadi akan stagnan. Kesemua ini dikarenakan populasi di Jepang, AS, dan Eropa Barat, yang menguasai pundi-pundi keuangan internasional akan makin senja usianya. Sebagai contoh, rata-rata usia penduduk Italia akan naik dari 42 ke 51, Jepang dari 43 ke 50, AS dari 37 ke 38. Karena umumnya kalangan pensiunan tidak lagi menabung sementara kalangan muda lebih konsumtif dibanding orang tua mereka, maka tingkat tabungan masyarakat akan 'terjun bebas'. Maka dapat dikatakan, perbankan di negara-negara maju menuju kejatuhan. Mengapa? Karena dengan menurunnya tingkat tabungan, maka kapital yang tersedia untuk investasi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi akan berkurang. Bahkan pertumbuhan cepat di negara lain seperti Cina tidak akan dapat mengimbangi trend tersebut.

Tidak mudah bagi negara-negara tersebut untuk mencari solusinya. Memperpanjang usia pensiun, mempermudah arus imigran, menyemangati keluarga-keluarga untuk punya anak lebih banyak, tidak cukup membantu. Bahkan usaha menggeber pertumbuhan ekonomi maupun revolusi produktifitas dengan teknologi tinggi tidak banyak manfaatnya. Pilihan beratnya adalah dengan mendorong rumah tangga dan pemerintah untuk menabung lebih banyak dengan pengembalian lebih tinggi dari aset-aset yang dimiliki.
Bagi Indonesia sendiri seharusnya saat itu terjadi, bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada bantuan finansial negara maju. Program perlambatan laju pertumbuhan penduduk seperti jadi tidak menguntungkan dalam jangka panjang. Pendidikan finansial, termasuk mengenai ekonomi produsen-konsumen, perlu juga ditanamkan sejak level dasar pendidikan kita.




http://www.mckinseyquarterly.com/article_abstract.aspx?ar=1588&L2=7&L3=10

0 Comments:

Post a Comment

<< Home