Thursday, October 27, 2005

Retroseksualitas

Dalam edisi Agustusnya Reader’s Digest Asia memuat sebuah artikel ringan mengenai Retroseksual. Buat yang belum terbiasa dengan istilah ini, ini adalah sebutan untuk ‘genuine guy’ sebagai kebalikan dari metroseksual. Pria metroseksual adalah mereka yang sangat peduli pada penampilan, dan menjadi konsumen terbesar produk kosmetik. Metroseksual suka pakai hair gel, retroseksual takut pada hair gel. Retroseksual, kadang secara berseloroh dianggap punya pandangan cenderung Neanderthalistis pada wanita, padahal sebenarnya tidak demikian. Mereka hanyalah orang-orang yang tidak bisa membedakan antara warna teal dengan warna aqua dan tidak peduli soal itu. Dalam rumah tangga, retroseksual dengan senang hati menjauhi kegiatan dapur dan berbelanja. Bagi mereka itu adalah urusan perempuan. Sebaliknya, mereka “menguasai” urusan pembuangan sampah, mengganti bola lampu, memperbaiki pipa air, sambungan listrik.

Sedemikian jauh, diskusi tentang ini mengingatkan kita, apakah umat manusia telah lelah dengan stereotype gender yang ada selama ini. Jika disuruh memilih, saya pilih tetap jadi seorang retroseksual namun lebih peduli pada aspirasi kaum perempuan. Tidak usah malu untuk mengerjakan pekerjaan domestik yang biasanya adalah domainnya perempuan. Sesungguhnya fleksibilitas dan sikap hormatlah kunci bagi kaum pria untuk berkompromi dengan ‘kaum pasangan’-nya itu.