Tuesday, November 14, 2006

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)
Ayat diatas menerangkan tentang keterkaitan yang jelas antara cara manusia berhubungan dengan Allah dan apa yang dihadapi manusia dalam geliat kehidupannya di dunia.
Dalam ayat diatas ada frase "penghidupan yang sempit". Ini bisa diartikan sebagai kesulitan ekonomi. Artinya orang yang menjauh dari Allah sangat potensial untuk dijauhi oleh Allah dalam hal ekonomi, keuangan, urusan mencari nafkah dan sebagainya. Walaupun banyak juga orang kafir yang justru secara ekonomi kuat walaupun ingkar kepada Allah. Tapi frase diatas sebenarnya dapat diperluas pula menjadi seluruh kesusahan manusia baik disebabkan oleh faktor eksternal (ekonomi, politik, dsb) maupun faktor internal (penyakit, dsb). Muara seluruh kesusahan itu adalah penyakit kejiwaan pada manusia. Kita mengenalnya sebagai "stress".
Stress adalah keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat perasaan takut, tidak aman, cemas, dsb yang mengganggu keseimbangan fisiologis tubuh. Ketika kita stress, tubuh akan bereaksi dan memberikan tanda bahaya, sehingga memicu beragam reaksi biokimia di dalam tubuh. Contohnya: kadar hormon adrenalin dan norepinefrin meningkat diatas normal, akibatnya terjadi rangsangan berlebih terhadap otot dan penggunaan energi di dalam tubuh. Kadar glukosa meningkat, begitu pula kolesterol. Masalah pun muncul. Begitu pula dengan meningkatnya kadar hormon kortisol diatas normal. Kekebalan tubuh akan menurun, dan gangguan-gangguan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, eksim dan psoriasis akan bermunculan.
Singkatnya, stres merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh. Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa:" … hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja…" (QS. At Taubah, 9:118)
Kini, para dokter menyatakan bahwa jiwa yang tenang, damai dan penuh percaya diri sangatlah penting dalam melindungi pengaruh stres. Kepribadian yang tenang dan damai hanya dimungkinkan dengan menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home