Thursday, August 10, 2006

Untung masih ada Al-Manar

Artikel ini sebenarnya saya temukan di weblog Free Iraq (abutamam.blogspot.com). Jadi, entah dengan bagaimanapun caranya, hingga kini stasiun televisi satelit Al-Manar TV milik Hizbullah tetap mampu untuk terus memompa semua potensi, baik berita maupun propaganda dari studionya. Kemampuannya untuk terus survive patut diacungi jempol. Mereka telah mempermalukan militer Israel dan menumbuhkan inspirasi para simpatisan Hizbullah.
Disebutkan pula bahwa sebenarnya stasiun televisi ini, yang punya 5 ruangan studio di kantor pusatnya di pinggiran selatan Beirut, harus sudah merasakan pemboman oleh Israel di jam-jam pertama dimulainya agresi yang menyebabkan cederanya 5 orang staf. Namun “the skeleton team”, sebagaimana si penulis menyebutnya, yang sedang bekerja malam itu tampaknya sudah memahami prosedur darurat yang harus dilakukan dan tahu dimana studio back-up berada, sehingga siaran Al-Manar hanya sempat off-air selama 10 menit.
Stasiun ini kini diyakini dipancarluaskan dari beberapa apartemen, gedung perkantoran ataupun basement di Beirut, namun keberadaan pembaca beritanya ditutupi dengan kerahasiaan dan perlindungan yang setara dengan tempat persembunyian Sheikh Hassan Nasrallah, sang pemimpin Hizbullah. Para teknisinya mampu memindah-mindahkan antena satelitnya kesana-kemari lebih cepat daripada bagaimana pejuang Hizbullah memindah-mindahkan peluncur roketnya. Satu pertanyaan yang sedang sibuk diperbincangkan di Israel: mengapa militer Israel yang didukung oleh kekuatan intelijennya, tidak mampu membungkam corong suara milisi Syiah ini.

Pada akhirnya, kita juga bisa mengatakan bahwa ini tidak sekedar perang antar kekuatan militer, tapi juga perang media.

Tuesday, August 08, 2006

tips beli laptop bekas...

Mau beli laptop second? pastikan dulu kesehatannya.


1. cek monitor, gunakan background hitam untuk memastikan tidak ada bintik putih tanda cacat lcd.
2. buka ms word, coba semua tombol keyboard, jangan sampai ada yang tidak berfungsi.
3. cek cd/dvd rom/writer. masih bisa membaca/menulis dengn baik atau tidak.
4. cek harddisk. mungkin si penjual tidak mengizinkan kita untuk mencek kesehatan harddisk secara penuh, misalnya menggunakan norton disk doctor. tapi paling tidak kita masih bisa cek kapasitasnya.
5. cek batere. umumnya laptop bekas punya batere yang masih bisa bertahan minimal 1 jam.
6. cek beragam port yang ada di seluruh sisi laptop: usb, infrared, pcmcia, serial, paralel, rgb, audio, firewire, lan, modem, etc. jika bawa flashdisk, coba saja. jika si empunya toko punya line telepon, minta juga tes modem.
7. cek fisik secara umum. body masihkah mulus, speaker masih baguskah suaranya, lampu indikator masih lengkapkah menyala, tulisan di keyboard masih bisakah dibaca.
8. cek harga dan merek. bandingkan dengan harga di toko lain. rata-rata laptop sekelas pentium III 1 GHz dihargai rp 5 jt. toshiba adalah merek yang paling banyak tersedia di pasar laptop bekas. merek ini cenderung lebih tahan banting.
9. cek bonus dan servis. minta garansi, minta mouse dan tas laptop yang bagus.


itu dulu deh...

Monday, August 07, 2006

handphone sonyericsson k750i punya gue




Bulan Maret lalu saya terpaksa keluarin uang gara-gara hp saya yang lama dan gratis, Siemens SX1, mati dan tidak bisa dihidupkan kembali; seperti pc yang gagal booting. Alih-alih diperbaiki, saya justru beli hp baru. Yang jelas bukan siemens lagi. Saya beli sonyericsson k750i.

Sebelum beli saya sudah survey di majalah khusus ponsel. Ada beberapa review mengenai k750i yang membuat saya tertarik. Soal tongkrongan, k750i terlihat cukup macho, apalagi yang warnanya hitam. Soal kelengkapan, sudah lebih baik dibanding sx1. Konektifitasnya mulai dari infrared dan bluetooth hingga usb dan gprs. Setting internet maupun setting umum lainnya cukup jelas dan mudah. Kameranya sudah 2 megapixel, memori internalnya 30-an mb. Speaker phone, mp3 player, mov player, sound recorder, calendar, persis seperti di sx1.

Singkat cerita, k750i akhirnya dibeli. Secara umum memuaskan, dan untuk beberapa bagian agak mengecewakan. yang pertama saya sadari adalah tidak adanya Symbian os. jadi saya tidak bisa menginstal aplikasi berbasis os ini. Untungnya ada java support yang secara umum sudah mencukupi kebutuhan akan aplikasi tambahan.

Kekecewaan lainnya: text editing. Saya terbiasa melakukan cut/copy/paste teks di sx1. Di k750i tidak ada fasilitas ini. Kamera k750i yang 2 mp ini mulanya saya harap bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Ternyata memang hasilnya masih lebih baik daripada kamera vga. Namun dalam kondisi gelap, gambar jadi grainy. Jadi, fasilitas lampu harus dihidupkan untuk mengurangi efek itu. Kemampuan rekam videonya tidak bisa lebih dari 10 detik. Menyedihkan! Saya hanya bertanya-tanya kenapa fungsi ini harus dibatasi padahal memori internal cukup besar plus bonus external memory 64 mb. Haruskah menunggu k-series berikutnya yang sudah diatas 3 mp ?

Soal entertainment, k750i cukup menyenangkan. MP3 berjalan dengan baik. Output equalizer mega bass-nya enak didengar. Radionya bisa menyimpan 20 kanal. Saya juga sudah menemukan program baru berbasis java untuk menggantikan peran program berbasis symbian di hp lama.

Expert Review mengenai k750 bisa diperoleh di :
http://www.mobile-review.com/review/sonyericsson-k750-en.shtml

--0—

Sekolah-sekolahku dan aku di sekolah-sekolah itu...

Sekolah-sekolahku dan aku di sekolah-sekolah itu...




Sekolah dasar. SDN 42 Bengkulu. Disini titik awal perkenalan saya dengan konsep sekolahan. Pertama kali dalam hidup harus pergi tiap hari pake seragam dan bawa buku karena saya langsung masuk SD alias tidak pernah mengenal TK. Awalnya termasuk anak-anak mediocre meskipun tidak termasuk yang dicap nakal. Pernah berkelahi karena hal-hal sepele. Mungkin sudah budaya disana untuk menyelesaikan pertengkaran dengan berkelahi di belakang sekolah atau di belakang rumah orang. Kalo belum berkelahi selalu ada yang terasa kurang di mata teman-teman. Hasil: 3 kali main, 1 kali kalah, 2 kali draw, tak pernah menang. Habis itu kapok. Sekolah ini letaknya di dekat kebun karet yang kemudian dirubah menjadi taman rekreasi. Jadi, selalu ada kesempatan untuk menikmati udara segar dan hijaunya pemandangan. Sebetulnya ini adalah kawasan perumahan belum lunas alias Perumnas. Rumah saya di ujung barat dan sekolahnya di ujung timur. Cuma 1 kilo dari rumah, jadi pulang pergi cukup jalan kaki. Pernah dimarahin ortu juga karena nonton film kungfu di rumah teman sampe sore. Kelas 5 SD mulai dapet rangking 1. Lulusnya juga nomor 1.


Sekolah menengah pertama. SMPN 2 Bengkulu. One of the best SMP in town. Waktu SD, ke sekolah cukup jalan kaki. Setelah SMP, harus naik angkot. Di kelas 1 jam masuknya digilir karena jumlah ruangan tak sebanding dengan jumlah siswanya: seminggu masuk pagi, seminggu masuk siang, dst. Sekolahnya dekat stadion sepakbola dan pusat kota. Wawasan mulai meluas karena dibandingkan sebelumnya, sekarang teman lebih banyak, lebih beragam dan lebih pintar-pintar. (maaf nih buat teman-teman di SD; bayangkan, teman di SD yang bisa masuk ke SMP ini cuma 1 orang). Dari rangking 1 di SD jadi rangking puluhan di SMP dari total teman sekelas yang hampir 200-an. Sejak SMP tidak pernah berkelahi lagi dan lebih dekat mengenal Islam (sholat tidak pernah lagi ketinggalan sampe sekarang, Alhamdulillah). Di kelas 1 ada guru yang sepertinya tidak mampu mengenali siswanya dengan baik (itu versi saya sih..). Akibatnya, semester 1-3 nilai Pendidikan Moral Pancasila saya selalu "cukup" alias angka 6, hehehe. Untung beliau cuma jadi guru PMP saya selama 3 semester itu saja. Bayangkan kalo 6 semester (???). Di semester terakhir, dia jadi guru PSPB dan untungnya saya dapet nilai 9 (waktu itu saya pikir mungkin dia mau mengkompensasi kesalahannya, hehehe). Mulai pake kacamata setelah masuk kelas 2. Mulai lebih rajin belajar meskipun tidak pernah bisa jadi rangking 1. Kenapa? Tanyain saja sama yang rangking 1. Tapi ujian akhir nilainya paling tinggi (ada yang bilang, paling tinggi se propinsi saat itu).


Sekolah menengah atas. SMAN 4 Bengkulu. One of the best in this province. Ortu sih nyuruh masuk SMAN 2. Tapi menurut saya, karena pernah di SD 42, lalu SMP 2, sekarang mestinya masuk SMA 4 biar adil sama angka-angka itu. 4 2-2-4 . (mudah-mudahan logikanya bisa dimengerti, hehehehehe; meskipun sekarang agak disesali). Karena sudah dikenal sebagai yang sedikit lebih beruntung secara akademis dibanding siswa lain (ehehemm..), urusan jadi lebih mudah. Sejak semester 1 nilai raport sudah diatur sebaik mungkin agar bisa ikut penjaringan calon mahasiswa tanpa tes dari berbagai PTN yang ada. Waktu itu matematika seharusnya dapet nilai 9 di raport, tapi karena gurunya ingin kelihatan ada peningkatan prestasi di raport saya, semester 1 cuma dikasih nilai 8, meskipun semester berikutnya selalu 9. (ini cuma contoh lho!!). Seperti di jenjang sekolah sebelumnya, saya bukan anak emas guru. Saya pendiam dan tidak pernah akrab dengan satu orang pun guru. Untung gurunya tidak ada yang aneh seperti di SMP. Spesialis rangking 3 selama 2 tahun berturut-turut. Kenapa? Tanyain gurunya donk, hehehehe. Gue mah cuek orangnye. Tapi tetap saja saya mendapatkan ruang untuk sangat bersyukur di akhir masa SMA ini. Ujian akhir tetap dapet nilai tertinggi (sejujurnya ini karena yang lain lebih suka bersiap ikut UMPTN) dan saya diterima kuliah tanpa tes. Yang satu di UI: fisika murni; satunya lagi di UGM: teknik elektro. Saya datang, Yogya!!


Selanjutnya, cerita my jogja experience, akan menyusul...